Desa Jlegong: Mandi Pusaka
11 Juli 2024, malam yang terkenal "sakral" dan "mistis" di tengah masyarakat Indonesia khsusnya masyarakat Jawa, malam Jumat Kliwon. Berawal dari kepercayaan masyarakat Jawa bahwa pada malam Jumat Kliwon roh leluhur akan kembali ke dunia untuk memberikan berkat kepada keturunan mereka. Malam spesial ini dianggap mistis pun karena ada isu-isu dan kejadian yang beredar di antara masyarakat dalam kurun waktu Jumat Kliwon tersebut.
Masyarakat Jawa di beberapa wilayah menyambut Jumat Kliwon dengan beberapa acara, yaitu; larung sajen, ruwatan, mandi pusaka, dan lain-lain. Daerah Temanggung sendiri, khususnya Desa Jlegong, Kecamatan Bejen menyambut Jumat Kliwon dengan beberapa acara yaitu kenduren, bersih makam, resi kendi, dan mandi pusaka. Malam ini per 11 Juli 2024 kami kelompok KKN diberi kesempatan untuk melihat langsung proses Mandi Pusaka.
Mandi pusaka ini dilaksanakan oleh Pak No, beliau sudah melakukan mandi pusaka secara turun menurun dari keluarganya dan diteruskan untuk menjaga budaya dan kepercayaan yang ada. Pak No menyatakan bahwa mandi pusaka ini dilaksanakan hanya pada malam satu suro dan per-Jumat Kliwon dan tidak pada waktu-waktu lain. Praktik mandi pusaka untuk Pak No merupakan bentuk pelestarian budaya dan bentuk merawat pusaka-pusaka yang ada, beliau menyatakan bahwa beliau tidak memegang erat kepercayaan terhadap keris. Namun, menekankan pelestarian budaya.
Mandi pusaka sendiri dalam budaya kental dipercaya untuk menghargai peninggalan turun menurun nenek moyang yang dianggap keramat dan memiliki kekuatan tertentu. Mandi pusaka ini dilakukan karena sebagian masyarakat dengan adat yang masih kental percaya hal tersebut akan memberikan mereka keselamatan, perlindungan, dan ketentraman. Apabila tidak dirawat, masyarakat dengan adat yang kental percaya bahwa 'isi' yang ada di benda pusaka tersebut akan berbalik ke pemilik atau kekuatan dari benda pusaka tersebut akan pudar atau hilang sama sekali, dan berfungsi sebagai senjata biasa.
Comments
Post a Comment